Khutbah

Khutbah

Khutbah

May 2, 2024
Otomatis
Mode Gelap
Mode Terang

Khutbah Jumat: Nikmat Yang Sering Dilupakan

(Khutbah Pertama)

 اْلحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ، لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَكَفَى بِا للهِ شَهِيْدًا، أَشْهَدُ أَنْ لا إِلَهَ إِلا الله وَحْدَهُ لا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ

 أَمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ الله أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى الله فَقَدْ فَازَالْمُتَّقُوْنَ.

Jamaah Jum’at rahimakumullah

Puji Syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan nikmatnya kepada kita semua, sehingga pada saat ini kita bisa bersama berada di tempat yang mulia ini untuk melaksanakan sebagian dari perintahnya yaitu melaksanakan ibadah shalat Jum’at. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada uswah hasanah kita, Rasulullah Muhammad SAW, keluarga, para shahabat, dan para pengikutnya hingga akhir zaman. Aamiin.

Sebagai khatib, tak lupa saya mengingatkan kepada diri saya sendiri dan juga kepada jamaah sekalian, marilah senantiasa kita tingkatkan iman dan taqwa kita kepada Allah SWT, dengan senantiasa menjaga ketaatan kepada-Nya.

Jamaah Jum’at rahimakumullah

Ketika kita mencoba menghitung nikmat yang Allah SWT berikan, tentu kita tidak akan mampu menghitungnya. Sedemikian banyak nikmat yang Allah SWT karuniakan kepada kita, manusia memiliki keterbatasan untuk dapat menghitung dan membilangnya. Allah SWT berfirman di dalam Al Qur’an surat An Nahl : 18

 وَاِنْ تَعُدُّوْا نِعْمَةَ اللّٰهِ لَا تُحْصُوْهَاۗ اِنَّ اللّٰهَ لَغَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ

Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya. Sungguh, Allah benar-benar Maha pengampun, Maha Penyayang.

Dari sedemikian banyak nikmat Allah SWT yang dikaruniakan kepada kita, terdapat beberapa nikmat yang sering kita lupakan. Nabi SAW pernah bersabda:

“Ada dua nikmat yang banyak banyak manusia tertipu di dalamnya, yaitu kesehatan dan waktu luang.” [HR. Bukhari (6412)]

Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz rahimahullah, ketika ditanya mengenai hadits tersebut beliau menjelaskan bahwa: Kebanyakan manusia menyianyiakan kesehatannya tanpa faedah dan juga waktu luangnya dalam hal-hal yang tidak ada faedahnya.

Tubuhnya sehat, badannya selamat dari penyakit, punya waktu luang akan tetapi tidak digunakan dalam hal-hal yang bermanfaat baginya, dalam perkara yang mendekatkan dirinya kepada Allah, dan dalam urusan yang bermanfat bagi dirinya di dunia ini. Orang semacam ini tertipu atau lengah dalam dua nikmat tersebut.

Jamaah Jum’at rahimakumullah

Bagaimana seharusnya seorang muslim mensikapi nikmat yang dikaruniakan Allah SWT? Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jaza’iri dalam kitab Minhajul Muslimin, menjelaskan bahwa mensyukuri nikmat Allah adalah bagian dari adab seorang muslim kepada Rabb-nya. Beliau mengatakan bahwa; Bersyukur kepada Allah dengan lisannya, yakni memuji dan menyanjung-Nya secara semestinya. Juga bersyukur dengan anggota badan dengan cara menggunakannya didalam ketaatan kepada Allah, maka ini menjadi adab seorang muslim kepada Allah.

Jamaah Jum’at rahimakumullah

Allah SWT berfirman di dalam Al Qur’an surat Ibrahim ayat : 7

وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ

Dan (ingatlah) Ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmatku), maka pasti adzab-Ku sangat berat.

Berdasar ayat tersebut di atas, ada pendapat yang mengatakan bahwa di dalam hidup ini terdapat pilihan antara syukur dan kufur dengan konsekuensinya masing-masing. Bagi yang mengedepankan adab dan bersyukur maka Allah akan menambah nikmat-Nya, dan bagi memilih menjadi orang yang kufur, Allah memberikan ancaman akan adzab-Nya yang berat.

Jamaah Jum’at rahimakumullah

Mensyukuri nikmat sehat dan waktu luang, selain di dalam hati dan lisan kita, untuk membuktikan bahwa kita hamba yang benar-benar bersukur, dapat dilakukan dengan cara:

Pertama, Senantiasa memanfaatkan waktu dalam hal ketaatan kepada Allah SWT, yaitu melaksanakan semua perintah yang diwajibkan, melaksanakan amalan-amalan sunnah semaksimal yang dimampui, dan menjauhi semua yang menjadi larangan-larangan Allah SWT.

Kedua, Senantiasa menjaga diri dari perkara-perkara yang dapat mengancam jiwa dan kesehatan. Allah SWT berfirman di dalam Al-Qur’an surat Al Baqarah : 195

 وَاَنْفِقُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ وَلَا تُلْقُوْا بِاَيْدِيْكُمْ اِلَى التَّهْلُكَةِۛ وَاَحْسِنُوْاۛ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِيْنَ

"Dan infakkanlah (hartamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu jatuhkan (diri sendiri) ke dalam kebinasaan dengan tangan sendiri, dan berbuat baiklah. Sungguh, Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik."

Ketiga, Mencukupi kebutuhan badan kita dengan makanan dan minuman yang baik (halalan thoyiban), istirahat dengan cukup, dan menyempatkan olah raga dengan teratur.

Demikian sekelumit khutbah yang saya sampaikan, semoga menjadi nasehat bagi kita semua untuk menjadi hamba yang pandai bersukur, yang atas kesyukuran tersebut Allah SWT memberikan tambah-tambah nikmat-Nya bagi kita semua. Aamiin.

 اقُوْلُ قَوْهَذا اسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ ﻟِﻲْ وَلَكُم وَلِسَائِن المُْسْلِمِين
 
. فَاسْتغَْفِرُوْهُ، إِنهَُّ هُوَ الغَْفُوْرُ الرَّحِيمُْ

(Khutbah kedua)


اَلْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ اِلَيْهِ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ اَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ اَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ

اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَمَّا بَعْدُ

اَللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ, وَالْمُؤْ مِنِيْنَ وَالْمُؤْ مِنَاتِ, اَلْاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْاَمْوَاتِ, اِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ, يَا قَاضِىَ الْحَاجَاتِ, وَيَا كَافِىَ الْمُهِمَّاتِ

. اَللّهُمَّ اَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُ قْنَا اتِّبَاعَةَ, وَاَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلاً وَارْزُقْناَ اجْتِنَابَهُ

رَبَّنَا اتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الْاَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

. اِنَّ اللهَ يَاْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ, اِيْتَاءِ ذِى الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْىِ, يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ

وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

Oleh: Ustadz M. Burhanuddin Kholis, S.Pt
Artikel ini milik Majelis Tabligh Pimpinan Daerah Muhammadiyah Bantul, dipublish mediamu.com atas izin pihak yang bersangkutan

Comment

Your email address will not be published

There are no comments here yet
Be the first to comment here