Khutbah

Khutbah

Khutbah

May 3, 2024
Otomatis
Mode Gelap
Mode Terang

Khutbah Jumat: Menyongsong Hari Esok

(Khutbah Pertama)

 اْلحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ، لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَكَفَى بِا للهِ شَهِيْدًا، أَشْهَدُ أَنْ لا إِلَهَ إِلا الله وَحْدَهُ لا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ،

 أَمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ الله أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى الله فَقَدْ فَازَالْمُتَّقُوْنَ. وَقَالَ الله تَعَالَى: يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌ ۢبِمَا تَعْمَلُوْنَ

Ma’asyiral Muslimin, Rahimakumullah

Puji dan syukur yang tiada terhingga dimana kita hari ini masih ditaqdirkan oleh Allah Swt. berada diantara hamba-hamba yang shalih, masih diizinkan untuk mendatangi rumah Allah, masih bisa menikmati dzikir, munajat, shalat dan seluruh amal ibadah yang mulia. Semoga keseluruhannya menjadi amal kebaikan yang diterima oleh Allah Swt. yang karenanya akan menyelamatkan kita di akhirat kelak.

Shalawat dan salam kita sanjungkan kepada Rasulullah Muhammad Saw., Rasul akhir zaman yang menjadi uswah hasanah dan penyebar risalah rahmatan lil-‘alamin, dan semoga terlimpah kepada segenap keluarga, para sahabat dan seluruh umatnya hingga akhir zaman.

Sebagai khatib tidak lupa saya mengingatkan kepada diri sendiri dan jama’ah untuk senantiasa bertaqwa kepada Allah dengan sebenar-benar takwa. Takwa dengan menaati Allah berdasarkan petunjuk dari Allah dengan berharap pahala dari-Nya. Meninggalkan perbuatan maksiat berdasarkan petunjuk dari Allah dengan rasa takut akan adzab Allah. Sebab hanya dengan ketakwaan itulah seseorang akan mendapatkan derajat terhormat atau berharga,

 إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ 

“Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. (Qs. Al Hujurat: 13)

Ma’asyiral Muslimin, Rahimakumullah

Tidak terasa, hari ini kita sudah berada di penghujung tahun 2023, dan Insyaa Allah kita akan segera memasuki tahun baru 2024. Perlu kita sadari bahwa silih bergantinya waktu dan semakin bertambahnya usia kita sebenarnya menandakan bahwa jatah umur kita semakin sedikit dan ajal kita semakin dekat. Basyr bin Al-Harits rahimahullah pernah berkata,

“Aku pernah melewati seorang ahli ibadah di Bashrah dan ia sedang menangis. Aku bertanya, “Apa yang menyebabkanmu menangis?” Ia menjawab, “Aku menangis karena umur yang luput dariku dan atas hari yang telah berlalu. Ajalku ternyata semakin dekat, tetapi belum jelas juga amalku.” (Mujalasah wa Jawahir Al-‘Ilm, 1:46).

Ma’asyiral Muslimin, Rahimakumullah

Islam mengajarkan kepada kita untuk menjadikan masa lalu sebagai ‘pelajaran’ untuk perbaikan hari esok. Allah SWT mengingatkan :

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌ ۢبِمَا تَعْمَلُوْنَ

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya (di waktu yang telah berlalu) untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS Al-Hasyr ayat 18)

Ibnu Katsir dalam Tafsir Al-Qur’an Al ‘Azhim menafsirkan ayat diatas "Lihatlah amalan shalih apa yang telah kalian persiapkan sebagai bekal untuk hari akhirat dan menghadap kepada Allah SWT”. Hari esok adalah kehidupan akhirat, dunia hanyalah waktu sementara. Dunia adalah ladang tempat menyemai amal kebaikan yang hasilnya kelak akan dipetik di kampung akhirat.

Ma’asyiral Muslimin, Rahimakumullah

Mengingat hidup di dunia hanya sementara, maka kita diperintahkan untuk pandai memanfaatkan dan mengatur waktu, sebab ajal adalah sesuatu yang pasti, dan hari esok kehidupan akherat sangat tergantung pada hari ini kehidupan di dunia. Dalam satu hadits Rasulullah SAW bersabda:

‘Jadilah engkau di dunia ini seakan-akan sebagai orang asing atau seorang musafir’” (HR. Bukhari)

Hadits tersebut menjelaskan kepada kita bahwa hidup di dunia hanya sementara digambarkan sebagaimana seorang musafir (orang yang melakukan perjalanan) yang hanya numpang lewat saja, hanya sebentar dan akan segera kembali pulang.

Seketika mendapat nasehat tersebut, Abdullah Ibn Umar r.a. berkata:

“Jika engkau berada di sore hari, janganlah menunggu pagi hari. Dan jika engkau berada di pagi hari, janganlah menunggu sore hari. Pergunakanlah waktu sehatmu sebelum sakitmu dan hidupmu sebelum matimu.” (HR. Bukhari)

Hendaknya kita segera melakukan setiap pekerjaan terbaik, jangan suka menunda-nunda hingga esok hari. Sebab belum tentu kita masih hidup atau memiliki kesempatan yang sama untuk melakukannya di hari esok.

Ma’asyiral Muslimin, Rahimakumullah

Betapa banyak manusia yang lalai akan kehidupan akhirat. Mereka hanya sibuk mengejar dunia. Mereka tidak mau mengenal Islam, tidak mau belajar agama, bahkan sampai lupa akan kewajiban shalat 5 waktu dan kewajiban lainnya. Allah SWT berfirman :

وَابْتَغِ فِيْمَآ اٰتٰىكَ اللّٰهُ الدَّارَ الْاٰخِرَةَ وَلَا تَنْسَ نَصِيْبَكَ مِنَ الدُّنْيَا

“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi” (QS. Al Qashash: 77).

Pelajaran penting yang bisa kita ambil adalah jadikan akhirat sebagai tujuan. Begitu pula jika kita diberi karunia materi dan rezeki yang melimpah, jadikanlah itu sebagaimana perantara menuju kebaikan dan bekal menuju alam akhirat. Nabi SAW bersabda,

“Barangsiapa yang niatnya untuk menggapai akhirat, maka Allah akan memberikan kecukupan dalam hatinya, Dia akan menyatukan keinginannya yang tercerai berai, dunia pun akan dia peroleh dan tunduk hina padanya. Barangsiapa yang niatnya hanya untuk menggapai dunia, maka Allah akan menjadikan dia tidak pernah merasa cukup, akan mencerai beraikan keinginannya, dunia pun tidak dia peroleh kecuali yang telah ditetapkan baginya.” (HR. Tirmidzi)

Ma’asyiral Muslimin, Rahimakumullah

Islam mengajarkan betapa pentingnya waktu, sehingga banyak surat dalam Al-Qur’an diawali dengan mengisyaratkan pentingnya waktu untuk menjadi perhatian manusia, misalnya dengan ungkapan: “wal ‘ashr, wadh-dhuha, wal- fajr, wal laili” dan sebagainya. Jangan sampai kita merugi karena mengabaikan waktu. Kita harus menjadikan waktu sebagai sarana meraih kesuksesan, dengan memanfaatkannya untuk beramal shaleh, memacu prestasi diri, baik untuk kehidupan duniawi ataupun ukhrawi.

Akhirnya, marilah kita menghargai waktu kita yang terbatas ini dengan iman, ilmu danamal yang terbaik, Tatkala Allah memanggil kita, kira-kira bekal apa yang sudah kita persiapkan? Bagaimana kita akan menjawab setiap pertanyaan dari semua yang pernah kita lakukan dalam hidup. Semoga tahun yang telah berlalu menjadi cambuk bagi kita untuk berbenah dari berbagai kekurangan, dan Allah SWT memberikan pertolongan dan memudahkan langkah kita untuk memperbaiki diri di tahun yang baru nanti.. Aamiin.

 اقُوْلُ قَوْهَذا اسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ ﻟِﻲْ وَلَكُم وَلِسَائِن المُْسْلِمِين
 
. فَاسْتغَْفِرُوْهُ، إِنهَُّ هُوَ الغَْفُوْرُ الرَّحِيمُْ

(Khutbah kedua)


اَلْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ اِلَيْهِ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ اَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ اَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ

اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَمَّا بَعْدُ

اَللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ, وَالْمُؤْ مِنِيْنَ وَالْمُؤْ مِنَاتِ, اَلْاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْاَمْوَاتِ, اِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ, يَا قَاضِىَ الْحَاجَاتِ, وَيَا كَافِىَ الْمُهِمَّاتِ

. اَللّهُمَّ اَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُ قْنَا اتِّبَاعَةَ, وَاَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلاً وَارْزُقْناَ اجْتِنَابَهُ

رَبَّنَا اتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الْاَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

. اِنَّ اللهَ يَاْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ, اِيْتَاءِ ذِى الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْىِ, يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ

وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

Oleh: Ustadz Joko Winarno, S.Kom
Artikel ini milik Majelis Tabligh Pimpinan Daerah Muhammadiyah Bantul, dipublish mediamu.com atas izin pihak yang bersangkutan

Comment

Your email address will not be published

There are no comments here yet
Be the first to comment here