Naskah Khutbah Jumat: Valentine's Day Jalan Penghancur Islam, Bukan Hari kasih Sayang

Naskah Khutbah Jumat: Valentine's Day Jalan Penghancur Islam, Bukan Hari kasih Sayang

Smallest Font
Largest Font

Khutbah Pertama

إِنَّ الْحَمْدَ لله نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ
فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.

Advertisement
Scroll To Continue with Content

يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحِسَانِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ

 أَمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ الله أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى الله فَقَدْ فَازَالْمُتَّقُوْنَ. وَقَالَ الله تَعَالَى: وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنٰىٓ اِنَّهٗ كَانَ فَاحِشَةًۗ وَسَاۤءَ سَبِيْلًا

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,


Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Swt. yang telah melimpahkan banyak nikmat-Nya kepada kita, sehingga pada siang ini kita masih diberi kesempatan menjalankan ibadah Jumat. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah Saw. beserta segenap keluarga, para sahabat dan seluruh umatnya.

Mengawali khutbah Jum’at ini, selaku khatib kami mengajak hadirin sekalian untuk meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah, dengan menjalankan perintah serta menjauhi larangan-Nya;

Takwa merupakan hal yang harus sepenuhnya kita usahakan tanpa henti. Dalam takwa, jiwa dan raga harus bersama-sama layaknya dua sisi mata uang yang saling melengkapi satu dan lainnya. Demikian juga, takwa merupakan suatu proses yang harus terus diusahakan sampai datang ajal menjemput, sebagaimana firman Allah Swt.:

وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتّٰى يَأْتِيَكَ الْيَقِيْنࣖ

“Dan sembahlah tuhanmu sampai datang kepadamu suatu kepastian (ajal)” (QS. al-Hijr: 99)

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,

Saat ini kita berada di bulan Februari, dimana sebagian orang merayakan hari yang disebut dengan valentine’s day atau hari kasih sayang. Hari tersebut dirayakan dengan berbagai cara. Ada yang sekedar saling mengirim ungkapan kasih sayang, baik berupa kata-kata, bunga, cokelat atau yang lainnya, kepada orang-orang yang mereka cintai. Pada umumnya acara ini didominasi oleh para remaja atau pemuda, yang lebih berorientasi kepada bentuk pergaulan antar lawan jenis dan membuka peluang terjadinya pergaulan bebas dengan segala bentuk kemaksiatannya.

Bagaimana Islam memandang peristiwa perayaan tersebut? Perayaan seperti ini jelas bukan dari Islam. Islam tidak pernah mengkhususkan hari dan tanggal tertentu untuk menunjukan rasa kasih sayang kita kepada sesama. Islam malah mewajibkan umatnya
untuk merayakan hari cinta kasih itu setiap hari dan setiap saat. Bukankah di dalam Islam ada tuntuntan untuk memulai segala sesuatu dengan mengucapkan basmallah, bismillahirahmirrahim yang berarti dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Perlu kita ketahui bersama bahwa Majelis Ulama Indonesia dalam fatwanya no. 3 tahun 2017 telah menegaskan bahwa haram bagi umat Islam merayakan hari valentine.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,

Selanjutnya bagi kaum muslimin, sebaiknya tidak ikut-ikutan dalam merayakan hari valentine. Karena di dalamnya terdapat beberapa kemaksiatan. diantaranya :

Pertama, merayakan valentine’s day merupakan salah satu bentuk menyerupai tradisi orang-orang kafir. Melirik dari sejarah valentine’s day, terlihat jelas bahwa hal tersebut merupakan salah satu upacara peribadatan orang-orang kafir yang dipelopori oleh Paus Glassium I. Dalam Islam kita diingatkan untuk tidak mudah meniru kebiasaan orang kafir
dalam berperilaku, sebab hal itu hanya akan menjerumuskan kepada kerusakan dan kehancuran semata. Allah Swt. berfirman :

مَتَاعٌ قَلِيۡلٌ ثُمَّ مَاۡوٰٮهُمۡ جَهَنَّمُ‌ؕ وَ بِئۡسَ الۡمِهَادُ  لَا يَغُرَّنَّكَ تَقَلُّبُ الَّذِيۡنَ كَفَرُوۡا فِى الۡبِلَادِؕ  

“Janganlah sekali-kali kamu terpedaya oleh kebebasan orang-orang kafir bergerak (bertingkah laku) di dalam negeri. Itu hanyalah kesenangan sementara, kemudian tempat tinggal mereka ialah Jahannam; dan Jahannam itu adalah tempat yang seburuk-buruknya.” (Qs. Ali Imran: 196-197).

Nabi Saw. begitu khawatir atas nasib generasi sepeninggalnya yang melepaskan atribut dan identitas keislamannya, dengan mengikuti tradisi dan budaya yang bertentangan dengan Islam itu sendiri. Hal ini sebagaimana sabda Nabi Saw.,

“Kiamat tidak akan terjadi hingga umatku mengikuti jalan generasi sebelumnya sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta.” Lalu ada yang menanyakan pada Rasulullah Saw., “Apakah mereka itu mengikuti seperti Persia dan Romawi?” Beliau menjawab, “Selain mereka, lantas siapa lagi?“ (HR. Bukhari)

Nabi Saw. secara tegas telah melarang kita meniru-niru orang kafir (tasyabbuh). Beliau bersabda,

“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka.” (HR. Ahmad dan Abu Daud)

Kedua, Perayaan hari valentine sering terdapat ungkapan kasih sayang berlebihan hingga menjerumuskan pemuda muslim dalam pergaulan bebas. Sebab, inti dari perayaan valentine’s day adalah pengungkapan rasa cinta dan kasih sayang kepada lawan jenis yang belum sah menjadi suami-istri. Sehingga banyak dijumpai kasus perzinaan pada malam perayaan hari valentine.

Allah Swt. telah melarang semua jalan menuju perzinaan, termasuk ucapan kasih sayang pada lawan jenis yang bukan pasangan sah, menyentuh yang bukan mahram, memeluk, mencium, berduaan, hingga sampai kepada perzinaan. Sebagaimana firman Allah Swt. :

وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنٰىٓ اِنَّهٗ كَانَ فَاحِشَةًۗ وَسَاۤءَ سَبِيْلًا

Dan janganlah kamu mendekati zina; (zina) itu sungguh suatu perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk. (Q.S. Al-Isra’ : 32)

Islam memberikan solusi dalam mengatur hubungan kasih sayang antar sesama manusia dengan aturan yang sangat jelas, beradab, dan manusiawi yaitu: Islam mengharamkan zina dan menghalalkan pernikahan. Allah Swt. berfirman,

وَاَنْكِحُوا الْاَيَامٰى مِنْكُمْ وَالصّٰلِحِيْنَ مِنْ عِبَادِكُمْ وَاِمَاۤىِٕكُمْۗ اِنْ يَّكُوْنُوْا فُقَرَاۤءَ يُغْنِهِمُ اللّٰهُ مِنْ فَضْلِهٖۗ وَاللّٰهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ

“Dan nikahkanlah orang-orang yang sendiri (bujangan) di antara kalian dan orang-orang shaleh diantara para hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka dalam keadaan miskin, Allah-lah yang akan menjadikan kaya dengan karunia-Nya.” (QS. An-Nur: 32)

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,

Ketiga, Ikut merayakan hari valentine berarti menoleransi kemaksiatan atau mendorong terjadinya kemaksiatan menjadi perkara lumrah, biasa atau boleh dilakukan. Begitu banyaknya bentuk kemaksiatan yang ada dalam rangkaian perayaan valentine’s day sudah cukup menjadi alasan bagi setiap muslim untuk tidak ikut terlibat di dalamnya. Sebab, yang wajib dilakukan oleh seorang muslim terhadap sebuah kemunkaran adalah mengingkarinya.

Jika tidak mampu mengingkari dengan tindakan atau nasehat lisan, maka harus mengingkari dengan hati. Bukan justru malah ikut terlibat didalamnya, atau bahkan ikut proses viralisasi kemunkaran dalam valentine’s day. Rasulullah Saw. bersabda,

“Barangsiapa di antara kalian melihat kemunkaran, maka ubahlah ia dengan tangan, jika tidak mampu, maka ubahlah dengan lisan, jika tidak mampu, maka dengan hati, dan itulah selemah-lemah iman.” (HR. Muslim)

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,

Mari sayangi dan lindungi anak-anak kita dari berbagai dampak negatif yang akan merusak generasi Islam. Jika generasi muda ini lemah, maka masyarakat ini akan mengalami krisis kepemimpinan masa depan, dan mudah dikuasai pihak asing. Menjaga generasi muda dari kerusakan sungguh berarti kita sedang menjaga masyarakat ini dari kerusakan. Semoga Allah Swt. senantiasa memberikan bimbingan kepada kita, sehingga terhindar dari berbagai dampak negatif pergaulan bebas di masyarakat. Aamiin.

 اقُوْلُ قَوْهَذا اسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ ﻟِﻲْ وَلَكُم وَلِسَائِن المُْسْلِمِين
 
. فَاسْتغَْفِرُوْهُ، إِنهَُّ هُوَ الغَْفُوْرُ الرَّحِيمُْ

(Khutbah kedua)


اَلْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ اِلَيْهِ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ اَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ اَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ

اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَمَّا بَعْدُ

اَللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ, وَالْمُؤْ مِنِيْنَ وَالْمُؤْ مِنَاتِ, اَلْاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْاَمْوَاتِ, اِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ, يَا قَاضِىَ الْحَاجَاتِ, وَيَا كَافِىَ الْمُهِمَّاتِ

. اَللّهُمَّ اَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُ قْنَا اتِّبَاعَةَ, وَاَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلاً وَارْزُقْناَ اجْتِنَابَهُ

رَبَّنَا اتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الْاَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

. اِنَّ اللهَ يَاْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ, اِيْتَاءِ ذِى الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْىِ, يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ

وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

Oleh: Ustadz Joko Winarno
Artikel ini milik Majelis Tabligh Pimpinan Daerah Muhammadiyah Bantul, dipublish mediamu.com atas izin pihak yang bersangkutan

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow

Berita Terkait